Kamis, 28 Oktober 2010

Studi Kasus : Nestle Corp ( kontroversi formula bayi )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah
Dalam industri formula bayi ini, perusahaan diwajibkan mempunyai ijin-ijin lengkap sesuai dengan persayaratan dari organisasi internasional khususnya yang menangani di bidang kesehatan dan menitikberatkan pada kesehatan bayi. Selain itu dukungan sarana lengkap baik departemen R & D beserta peralatan risetnya maupun departemen quality controlnya. Dimana kedua departemen ini sangat menentukan output produk khususnya formula bayi yang benar-benar higienis dan bebas kontaminasi. Penggunaan dan pemakaian produk formula bayi memiliki resiko efek secara jangka panjang dan tidak kecil. Sehingga adanya tuntutan persayaratan yang tinggi dari organisasi internasional maupun pemerintah lokal sangat dikedepankan mengingat terjadinya kegagalan produk mempunyai resiko kehilangan nyawa atau kematian pada sasaran pemakainya yaitu bayi. Peranan organisasi kesehatan baik internasional maupun lokal dan pemerintah lokal sangat menentukan kesuksesan atau kegagalan dari produk formula bayi ini.
Research and Development ( R & D ) Department pada Nestle juga telah melakukan riset-riset penting dan pengembangan produk secara berkala disesuikan dengan permintaan pasar dengan tetap mengikuti aturan dan persyaratan yang berlaku. Kegiatan ini berlangsung terus-menerus dengan tanpa melupakan evaluasi-evaluasi tindakan untuk menemukan solusi serta pembuatan produk-produk inovasi terbaru yang paling tepat sasaran dan benar dalam rangka mengembangkan produk formula bayi secara jangka panjang.
Quality Control ( QC ) Department pada Nestle juga telah melakukan kontrol kualitas terhadap mutu dan higienitas produk formula bayi khususnya susu bubuk sebagai nutrisi tambahan pada bayi. Ketepatan dan disiplin kontrol sangat menentukan hasil produk hingga layak konsumsi terutama untuk bayi.
Sasaran utama Nestle pada dasarnya adalah memasarkan produk formula bayi berupa susu bubuk ke dunia internasional mulai negara maju, negara berkembang, hingga ke negara dunia ketiga. Perbedaan budaya dari berbagai negara ini dapat menentukan keputusan memakai atau tidak serta kemampuan daya beli dari berbagai segmen sangat mempengaruhi penggunaan atau pemakaian susu bubuk produksi dari Nestle ini.
Nestle Adalah salah satu perusahaan besar dan berkelas internasional yang berkantor pusat di Switzerland dan pada tahun 1866 yang lebih dari 100 tahun yang lalu yang pada saat ini juga telah dikenal perusahaan yang bergerak dalam industri formula bayi. Nestle pada tahun 1974-an mulai memasuki dan memasarkan produk formula bayinya di dunia ketiga seperti negara-negara di afrika selatan, pedalaman meksiko,  dan philipina.
Berjalan seiring waktu dalam pemasaran susu bubuk produksi Nestle pada negara-negara dunia ketiga, mereka Nestle mendapat kecaman dari berbagai pihak yang berkepentingan seperti ibu-ibu bayi, organisasi kesehatan lokal negara, dan pemerintah lokal karena produk susu bayinya diindikasikan telah terkontaminasi dan malnutrisi untuk bayi yang mengakibatkan kematian pada bayi. Susu bubuk yang beredar di negara mereka yang diproduksi oleh Nestle dianggap merupakan hasil produksi untuk percobaan penggunaan pemakaian pada bayi guna menemukan solusi terbaik dan evaluasi untuk produk-produk baru selanjutnya. Banyak pendapat khususnya di negara dunia ketiga ini mengatakan Nestle membunuh bayi generasi muda mereka dan Nestle tidak mempunyai etika dan berperilaku tidak bermoral.
Dengan berjalannya waktu, Nestle melakukan riset dan lobi internasional dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk diskusi pemecahan masalah yang terjadi guna diambil solusi yang tepat, salah satunya dengan WHO dan UNICEF. Jalan ini ditempuh Nestle untuk jangka panjang karena dapat digunakan sebagai acuan atau dasar pemakaian produk Nestle serta dapat diberikan jaminan aman. Dengan penggunaan WHO Code sebagai standarisasi serta requirement utama, maka Nestle berpegang pada aturan ini.
Kesalahan dan kelalaian persepsi dalam pemakaian produk formula bayi khususnya susu bubuk oleh personal atau pemakainya merupakan salah satu faktor penyebab bisa terjadinya kematian pada bayi usia 1 – 2 tahun, karena dapat terjadi kontaminasi buatan serta kurangnya pengetahuan mendasar pentingnya air susu ibu. Dimana ibu-ibu di negara dunia ketiga ini menganggap bahwa susu bubuk formula dapat membuat bayi terlihat lebih tumbuh dan bersinar adalah kurang tepat menurut Nestle. Dikatakan oleh Nestle bahwa air susu ibu tetaplah yang utama dan tidak dapat tergantikan oleh susu bubuk formula apapun.
Dari uraian latar belakang masalah diatas mengenai penggunaan susu bubuk formula pada bayi usia 1 – 2 tahun khususnya dalam pemasarannya di negara-negara dunia ketiga yang mendapatkan kecaman dari pihak-pihak yang berkepentingan maka dalam studi kasus ini akan diambil langkah-langkah solusi terbaik mengingat adanya permasalahan baru terkait dengan adanya perubahan budaya dan perilaku beberapa manusia dalam cara-cara pemasaran susu bubuk formula bayi dan peranan dari Nestle dalam kegiatannya melawan HIV dan AIDS pada negara-negara berkembang.

1.2.   Rumusan Masalah
Berdasar hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana strategi Nestle meyakinkan konsumen untuk tetap menggunakan produk susu bubuk fomula bayi khususnya pada negara-negara dunia ketiga dengan tanpa menimbulkan permasalahan baru ?
2.      Bagaimana Nestle melakukan aktifitas dan perubahan cara pemasaran dalam rangka memasarkan produk formula bayi terkait adanya perubahan budaya masyarakat dan perilaku konsumen ?

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam studi kasus Nestle : Kontroversi Formula Bayi ditemukan beberapa rumusan masalah dari permasalahan yang terjadi. Dalam bab ini dibahas berdasar korelasi dengan landasan teori yang diambil.
Dalam permasalahan yang pertama ditemukan ” Bagaimana strategi Nestle meyakinkan konsumen untuk tetap menggunakan produk susu bubuk fomula bayi khususnya pada negara-negara dunia ketiga dengan tanpa menimbulkan permasalahan baru ? “ . Untuk mengatasi permasalahan ini maka Nestle sebaiknya menggunakan pemilahan dalam Kriteria Segementasi pasar yang sebelumnya harus dilakukan penelitian mengenai ekonomi makro dan mikro dari sebagian negara-negara dunia ketiga seperti melakukan survei dan observasi lingkungan demografi, ekonomi negara, perilaku, budaya, gaya hidup serta politiknya.

Untuk lebih lengkapnya makalah studi kasus ini disertai tinjauan pustaka sampai kesimpulan dan saran. Berminat silahkan saja download klik disini untuk unduh format word sebanyak 15 halaman.

Terima kasih atas kunjungan pembaca dan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar