Beberapa eksekutif top yang mengalami kegagalan ternyata memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari. Bukankah pengalaman orang lain juga bisa diambil sebagai pelajaran berharga ? dan haruskah kita juga mencobanya seperti mereka ?
Hanya masing-masing individu yang tahu dan paham akan dirinya sendiri. Hidup memang penuh teka-teki dan ketidakpastian dan walaupun rencana sudah dibuat bisa juga mengalami kegagalan apalagi tanpa rencana. Beberapa kebiasaan buruk yang seharusnya tidak dicoba karena penasaran .... tetap saja ada yang ingin membuktikan apakah berlaku atau tidak mesti berlaku ... dengan beberapa pertanyaan seperti, apakah hal itu juga bisa terjadi pada saya ? apakah harus semua orang mengalami hal itu ? ataukah kalau mereka terkena musibah kegagalan bukannya karena mereka apes atau kurang mujur saja ? dan mungkin belum tentu terjadi juga pada saya ? dan masih banyak lagi ...
Banyak pertanyaan yang akan timbul dikarenakan ketidakpastian dan rasa penasaran. Tapi hal ini dikembalikan pada masing-masing individu karena semua keputusan adalah pribadi mutlak. Motivasi dan opini ini bersifat berbagi pengalaman yang pernah ditulis oleh seseorang usahawan besar dan dikutip ulang beserta penambahan makna kehidupan oleh penulis blog ini. Pelajaran berharga seperti pengalaman hidup tidak pernah berhenti untuk mengajari pribadi-pribadi yang mengalaminya.
Sedangkan kebiasaan-kebiasaan buruk eksekutif top yang gagal sesuai dimaksut diatas adalah sebagai berikut :
1. Mereka memandang diri mereka dan perusahaannya sebagai sesuatu yang paling dominan di dalam lingkungan mereka. Seolah suara bawahan tidak terdengar dan tidak tersentuh.
2. Identitas yang sangat melekat pada perusahaan sehingga tidak ada batasan yang jelas antara kepentingan pribadi dan kepentingan perusahaan. Samar dan tidak teridentifikasi dengan baik.
3. Mereka begitu yakin bahwa orang lain itu 100% mendukung mereka, sama sekali tidak memikirkan orang lain yang mungkin meremehkan atau mengganggap mereka bodoh. Percaya diri boleh dan disarankan wajib, tapi terlalu percaya diri ( over acting ) dapat merugikan sendiri.
4. Mereka berpikir seolah-olah mereka tahu semua jawaban, dan terkadang membingungkan orang lain karena kecepatannya dalam mengambil keputusan meskipun penuh dengan berbagai tantangan. Terkadang tidak masuk akal dan sekilas semacam ide bodoh ... tapi sah saja jika secara logika dan realita memang ada korelasi yang tidak fatamorgana dan dibuat-buat secara nyata.
5. Mereka adalah juru bicara yang handal dan cakap, serta seringkali memiliki porsi besar dalam membentuk image perusahaan.
6. Anggapan bahwa semua ancaman itu bersifat hanya sementara dan nanti juga pasti akan terselesaikan. Bisa dikatakan cenderung meremehkan baik itu pekerjaan, personal problem, kompetitor jabatan, kompetitor perusahaan. Dan bila dibiarkan akan terpelihara dan menjadi gampang menunda waktu, ntar ... nanti ... akhirnya lupa karena tumpukan yang perlu dan harus diingat oleh mereka.
7. Mereka tidak pernah ragu dan selalu merasa pasti beres dan yakin sukses untuk selalu mengulang strategi dan taktik yang pernah membawa mereka dan perusahaannya sukses besar. Lupa bahwa pengalaman dan peerjalanan hidup merupakan buku hidup yang memberi pelajaran terbaik. Lupa mengambil hikmah dan makna pada saat mereka pernah gagal.
Artikel ini sekiranya bertujuan untuk motivasi dan sebagai motivator dan memberikan pilihan bahwa hidup itu memang harus direncanakan dan dijalani sesuai pribadi masing-masing personal yang tidak pernah sama satu sama lain dalam perjalanan hidupnya.
Tulisan ini diambil dari buku motivasi dan dimaknai mendalam sehingga terjadi korelasi antara pribadi dan kehidupannya.
Semoga bermanfaat buat kita semua, anda pembaca, dan penulis juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar