Senin, 13 Desember 2010

Tips : 9 rahasia menghandle bos

Look at me and get your performance
Menjalin hubungan dengan bos tidak selalu mudah. Melayani atasan tidak tanpa persoalan. Ini juga sering kita alami sebagai bawahan langsungnya. Namun survival, ketenangan serta kelancaran kerja, dan kemajuan serta kenaikan jenjang karier kita sebagai eksekutif, pekerja, atau istilah indahnya karyawan, amat tergantung daripadanya. Karena itu kemampuan untuk berhubungan baik dan bekerja sama erat dengan bos merupakan salah satu kunci keberhasilan kita.

Gagasan dan beberapa tips di bawah ini mungkin dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan hubungan dan kerja sama kita dengan bos di tempat kerja. Diantarnya dari segi :

A. Kenalilah pribadinya.
  1. Ketahuilah hobinya. Hobi merupakan kegiatan di luar kerja utama yang memperkaya hidup, bermanfaat, dan menyenangkan. Karena itu kita suka menyediakan waktu, pemikiran, dan tenaga untuknya. Dari hobi yang ditekuni, kita dapat mengenal pribadi seseorang. Sebagai contoh, bos yang mempunyai hobi mobil sport barangkali suka bekerja cepat-cepat. Bos yang berhobi memelihara tanam-tanaman, mungkin sabar dan telaten. Mengetahui hobi atasan atau bos kita maka akan membantu kita untuk mengemongnya
  2. Kenalilah seleranya. Selera bos menyangkut hal-hal yang kecil seperti makanan, warna, dan potongan pakaian, sampai tata ruang, cara kerja, dan gaya hidup. Mengenai  selera pimpinan membuat kita peka terhadap keadaan yang dapat meningkatkan atau merusak mood-nya.
  3. Perhatikanlah sifat dominannya. Ada orang yang teliti, ada yang ceroboh, ada yang bekerjanya tekun, ada juga yang asal-asalan. Ada orang yang hemat, ada orang yang boros, ada juga sifat murah hati dan juga kikir. Pengetahuan tentang sifat-sifat bos dapat kita jadikan petunjuk dalam kerja untuk membantu mengurangi dampak-dampak buruk dari sifat-sifat negatifnya dan untuk memelihara serta mengembangkan sifat-sifat positifnya.
  4. Temukanlah wataknya. Orang mempunyai watak yang bermacam-macam. Orang sanguinis periang, melankolis gampang khawatir. Orang koleris mudah pana, orang flekmatis tenang. Jika kita memahami temperamen bos, kita akan dibantu dalam menanggapinya. Misalnya saja terhadap bos koleris, kita berusaha menanggapinya dengan tenang, atau malah dingin, jika kita anggap perlu. Dengan demikian, kita tidak membiarkan bos terbawa oleh gejolak temperamennya yang mungkin dapat merugikan hidup dan kerjanya.
  5. Pahamilah keyakinan hidup dan agamanya. Keyakinan hidup mempengaruhi cara berpikir, tutur kata, dan cara bertindak. Keyakinan dan agama bos dapat kita gunakan sebagai petunjuk bagaimana mengartikan arah pemikiran dan perilakunya serta bagaimana kita mereaksinya pada waktu bos memunculkannya.
B. Kenalilah kepemimpinannya.

  1. Berusaha menangkap apa yang diperjuangkan dalam kerjanya.
    Dalam kerja, orang dapat memperjuangkan uang, materi, pangkat, dan kedudukan, serta jaringan, pergaulan, peningkatan kemampuan, aktualisasi diri. Dengan menangkap tujuan perjuangan bos, kita dapat mengerti sasaran dan arah kerjanya. Dan dengan demikian kita juga lebih mudah dapat membantu keberhasilannya.
  2. Pelajari perilaku kepemimpinannya.
    Berdasarkan perilaku kepemimpinan, kita dapat mengkategorikan bos kita sebagai pemimpin yang otoriter, paternalistik atau maternalistik, atau bisa juga demokratis, maupun liberal. Semua perilaku ini mempengaruhi cara bertindak dan mengelola pekerjaannya. Kebaikan dan keburukannya ditentukan oleh tepat atau tidaknya penggunaan vis-a-vis keadaan, kepentingan urusan, dan orang-orang yang dipimpin. Dengan mengetahui perilaku kepemimpinan atau biasa disebut gaya kepemimpinan bos kita, maka kita dapat membantu bos dalam menggunakannya sehingga menjadi klop dengan urusan yang ditangani, situasi yang dihadapi, dan orang-orang yang dipimpinnya.
  3. Amati orientasi kepemimpinannya.
    Dalam berperan sebagai pemimpin, bos dapat berorientasi pada kerja, tugas, atau pada manusia seperti bawahan. Seninya adalah bagaimana dalam berperan bos dapat berorientasi seimbang sehingga di satu pihak kerja dan tugas beres, dan di lain pihak relasi dengan orang-orang yang dipimpinnya serasi. Untuk menyeimbangkan orientasi ini, kita sebagai bawahan langsung ( eksekutif ) sesuai dengan kedudukan kita dapat ikut berperan.
  4. Ketahui kecakapan dalam kepemimpinannya.
    Banyak kecakapan yang dituntut dari bos. Seperti saja kita sebut : kecakapan dalam beradministrasi, melaksanakan manajemen, memecahkan masalah, menjalin hubungan dengan orang-orang, dan mendapatkan kerja sama. Tidak ada seorang pemimpin pun yang dengan sempurna menguasai segala kecakapan kepemimpinan itu. Karena itu, bos kita dapat kuat dalam kecakapan tertentu dan juga lemah dalam kecakapan yang lainnya. Kita sebagai bawahannya, dapat melengkapi kekurangan kecakapan kepemimpinan bos kita tersebut.
 Tips diatas mungkin bisa membantu kita semua, serta terima kasih atas kunjungannya. dan semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar